Jumat, 06 Juni 2014

Posting Again

Hehe hai semua. Baru post blog lagi nih. Mau pindah topik blog ah, kan udah lulus sekolah jadi sekarang jangan tentang pelajaran lagi: D
Buat yang kepo sama usaha baru saya, klik Blog satunya thank you! :)

Senin, 14 Mei 2012

Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem Kekebalan Tubuh 2
 
DEFINISI
Sistem kekebalan tubuh dirancang untuk pertahanan tubuh melawan benda asing atau zat-zat kimia berbahaya yang menyerang. Beberapa zat-zat termasuk mikroorganisme (biasanya disebut kuman, seperti bakteri, virus, dan jamur), parasit (seperti cacing), sel kanker, dan bahkan organ dan jaringan yang ditransplantasi. Zat-zat yang merangsang reaksi kekebalan di dalam tubuh disebut antigen. Antigen bisa juga ada dengan sendirinya-misal, sebagai polen atau molekul makanan. Reaksi kekebalan normal terdiri dari mengenali antigen benda asing, mengerahkan kekuatan untuk bertahan melawan benda asing itu, dan menyerangnya.

Memahami sistem kekebalan tubuh
  • Antibodi (immunoglobulin):
    Protein yang dihasilkan oleh limfosit dan berinteraksi dengan antigen khusus
  • Antigen:
    Setiap zat yang bisa merangsang reaksi kekebalan
  • Basofil:
    Sel darah putih yang melepaskan histamin (zat yang mempengaruhi reaksi alergi) dan yang menghasilkan zat untuk menarik neutropil dan eosinopil untuk ke tempat masalah.
  • Sel:
    Bagian terkecil pada kehidupan organisme, terdiri dari nucleus dan sitoplasma yang dikelilingi oleh selaput
  • Chemotaxis:
    Proses menarik sel karena zat kimia.
  • Sistem komplemen:
    Kumpulan protein dengan berbagai fungsi kekebalan, seperti membunuh bakteri dan sel benda asing yang lain, membuat sel benda asing mudah bagi macrophages untuk mengidentifikasi dan mencernanya, penarikan macrophages dan neutropil ke daerah yang sulit, dan meningkatkan keefektifitasan pada antibodi.
  • Sitokinesis (Cytokines):
    Pengantar sistem kekebalan, yang membantu mengatur reaksi kekebalan.
  • Sel Dendrit:
    Sel darah putih yang biasanya menetap di jaringan dan yang membantu limfosit T untuk mengenal antigen benda asing.
  • Eosinofil:
    Sel darah putih dapat mencerna bakteri dan sel benda asing lain, yang bisa menolong melumpuhkan dan membunuh parasit, yang berpartisipasi dalam reaksi alergi, dan yang membantu menghancurkan sel kanker.
  • Helper T cell:
    Sel darah putih yang membantu limfosit B mengenali dan menghasilkan antibodi melawan antigen benda asing.
  • Histocompatibility:
    Secara harafiah, kemampuan jaringan, ditentukan oleh antigen leukosit manusia (histocompatibility kompleks yang besar) dan digunakan untuk memastikan apakah transplantasi jaringan atau organ bisa diterima oleh penerima.
  • Human leukocyte antigens (HLA):
    Kumpulan molekul yang ditempatkan di permukaan sel dan unik di setiap organisme, memampukan tubuh untuk membedakan dirinya dengan bukan dirinya, yang juga disebut major histocompatibility komples.
  • Reaksi kekebalan:
    Reaksi pada sistem kekebalan terhadap antigen.
  • Immunoglobulin:
    Sinonimnya antibodi.
  • Interleukin:
    Tipe sekresi cytokine dengan beberapa sel darah putih untuk mempengaruhi sel darah putih lainnya.
  • Killer (cytotoxic) T cell:
    Limfosit yang menuju benda asing atau sel yang tidak normal dan membunuhnya.
  • Leukosit:
    Sel darah putih, seperti monocyte, neutropil, eosinophil, basophil, atau limfosit.
  • Limfosit:
    Sel darah putih bertanggungjawab untuk kekebalan khusus, termasuk menghasilkan antibodi (oleh limfosit B) dan membedakan dirinya dengan bukan dirinya (oleh limfosit T).
  • Makrofag:
    Sel besar yang diperoleh dari sel darah putih disebut monocyte yang mencerna bakteri dan sel benda asing lain, dan yang membantu sel darah putih mengidentifikasi mikroorganisme dan zat-zat benda asing lainnya.
  • Major histocompatibility complex (MHC):
    Sinonim untuk antigen leukosit manusia.
  • Mast cell:
    Sel pada jaringan yang melepaskan histamin dan zat lain yang berhubungan dengan reaksi alergi.
  • Molekul:
    Sekelompok atom secara kimia dikombinasikan untuk membentuk zat kimia unik.
  • Natural killer cell:
    Jenis limfosit yang, tidak sama dengan limfosit lain, siap dibentuk untuk membunuh mikroorganisme tertentu dan sel kanker.
  • Neutrofil:
    Sel darah putih yang mencerna dan membunuh bakteri dan sel benda asing lain.
  • Pagosit:
    Sel yang mencerna dan membunuh serangan mikroorganisme, sel lain, dan bagian-bagian sel.
  • Pagositisis:
    Proses pada sel mencerna dan menyerang mikroorganisme, sel lain, atau bagian sel.
  • Reseptor:
    Molekul pada permukaan sel atau bagian dalam sel yang mengijinkan hanya molekul yang sesuai sekali-seperti kunci yang sesuai dengan gembok-untuk mendampinginya.
  • Suppressor T cell:
    Sel darah putih yang membantu akhir reaksi kekebalan.


Gangguan pada sistem kekebalan terjadi :
  • ketika tubuh menghasilkan reaksi kekebalan melawan dirinya sendiri (gangguan autoimun).
  • ketika tubuh tidak dapat menghasilkan reaksi kekebalan yang tepat melawan serangan mikroorganisme (gangguan imunodefisiensi).
  • ketika reaksi kekebalan normal terhadap antigen benda asing merusak jaringan-jaringan normal (reaksi alergi).
Baris pertama pada pertahanan melawan serangan adalah penghalang mekanik atau fisik ; kulit ; kornea pada mata ; dan selaput yang melapisi pernafasan ; dan saluran pencernaan, berkemih, dan saluran reproduksi. Selama penghalang ini tetap tidak rusak, banyak penyerang tidak dapat masuk ke dalamnya. Jika penghalang rusak-misalnya, jika luka terbakar berlebihan merusak banyak bagian kulit-resiko infeksi meningkat. Sebagai tambahan, penghalang bertahan dengan pengeluaran yang mengandung enzim yang bisa menghancurkan bakteri. Misal air mata pada mata dan sekresi pada saluran pencernaan dan vagina.

Lapisan selanjutnya pada pertahanan meliputi sel darah putih yang berjalan melalui pembuluh darah menuju jaringan, untuk dan menyerang mikroorganisme dan penyerang lainnya, pertahanan ini memiliki dua bagian. Bagian pertama, disebut kekebalan nonspesifik, meliputi beberapa jenis sel darah putih yang biasanya beraksi terhadap dirinya untuk menghancurkan penyerang-penyerang. Bagian kedua, disebut kekebalan khusus (adaptif), meliputi sel darah putih yang bekerja bersama untuk menghancurkan penghalang-penghalang. Beberapa sel ini tidak secara langssung menghancurkan penyerang-penyerang tetapi memampukan sel darah putih lainnya untuk mengenali dan menghancurkan penyerang-penyerang.

Kekebalan tidak khusus dan kekebalan khusus berinteraksi, mempengaruhi satu sama lain secara langsung atau melalui zat-zat yang menarik atau mengaktifkan sel lain pada sistem kekebalan-bagian pada langkah mobilisasi dalam pertahanan. Zat-zat ini termasuk sitokinesis (yang menyampaikan sistem kekebalan), antibodi, dan penyeimbang protein (yang membentuk sistem penyeimbang). Zat-zat ini tidak mengandung sel tetapi melarutkan cairan tubuh, seperti plasma, bagian cairan pada darah.

Untuk dapat menghancurkan penyerang, sistem kekebalan terlebih dahulu harus mengenali mereka. Dimana, sistem kekebalan harus bisa untuk membedakan apa yang bukan dirinya (benda asing) dari dirinya. Sistem kekebalan bisa membuat perbedaan ini karena semua sel telah mengidentifikasikan molekul pada permukaan mereka. Mikroorganiseme dikenali karena mereka unik, benda asing mengenali molekul pada permukaan mereka. Pada manusia, molekul pengenal disebut antigens leukosit manusia (HLA), atau major histocompatibility complex (MHC). Molekul HLA disebut antigen karena mereka menimbulkan reaksi kebal pada orang lain (biasanya, mereka tidak menimbulkan reaksi kebal pada orang yang telah memilikinya). Setiap orang memiliki antigen leukosit manusia yang unik. Sebuah sel dengan molekul pada permukaannya yang tidak teridentifikasi kepada mereka pada sel tubuhnya diidentifikasi oleh benda asing. Sistem kebal kemudian menyerang sel tersebut. Seperti suatu sel kemungkinan sebagai mikroorganisme, sel yang berasal dari jaringan yang ditranplantasikan, atau salah satu dari sel tubuh yang telah terinfeksi oleh serangan mikroorganisme..

Beberapa sel darah putih-limfosit B-mengenali penyerang secara langsung. Tetapi yang lainnya-limfosit T- membutuhkan bantuan dari sel lainnya pada sistem kekebalan-disebut sel antigen-presenting. Sel ini mencerna penyerang dan menguraikannya ke dalam bagian-bagian. Bagian-bagian antigen yang berasal dari penyerang tersebut kemudian “dihadirkan” dalam saluran dimana limfosit T bisa dikenali.

Bagaimana limfosit mengenali antigen
Limfosit T adalah bagian dari sistem pengendali kebal. Mereka berjalan melalui aliran darah dan sistem lymphatic, mencari zat-zat benda asing (antigen) di dalam tubuh. meskipun begitu, limfosit T tidak dapat mengenali antigen sampai telah diproses dan ‘dihadirkan’ ke limfosit T oleh sel darah putih lainnya, disebut sel antigen-presenting. Sel antigen-presenting terdiri dari sel dendritic (yang paling efektif), makrofag, dan limfosit B.
  1. Dengan sendirinya, limfosit T tidak dapat mengenali antigen yang beredar di dalam tubuh.
  2. Sel yang dapat memproses antigen, seperti sel dendritic, mencerna antigen.
  3. Enzim di dalam sel antigen-processing memecah antigen ke dalam kepingan-kepingan.
  4. Beberapa kepingan-kepingan antigen diangkut oleh molekul antigen leukosit manusia (HLA) sebagaimana mereka disusun di dalam sel antigen-processing. Kemudian molekul tersebut bersama dengan kepingan-kepingan antigen diantarkan ke permukaan sel.
  5. Molekul khusus disebut sel-T penerima, yang diletakkan di permukaan pada limfosit T, dapat mengenali kepingan-kepingan antigen ketika hal ini digabungkan dan dihadirkan oleh Molekul HLA. Sel-T penerima kemudian bergabung dengan bagian molekul HLA menghadirkan bagian-bagian antigen, menyesuaikan seperti kunci dengan gemboknya.


Sistem kekebalan termasuk beberapa organ-organ sebagai tambahan untuk pembubaran sel sepanjang tubuh. Organ-organ ini dikelompokkan sebagai organ limfoid primer dan sekunder. Organ limfoid primer-kelenjar thymus dan tulang rawan-adalah tempat dimana sel darah putih dihasilkan. Pada kelenjar thymus, limfosit-sebuah jenis sel darah putih-yang dihasilkan dan dilatih untuk mengenali antigen asing dan mengabaikan antigen tubuh sendiri. (limfosit T adalah kritis untuk kekebalan khusus). Tulang rawan menghasilkan beberapa jenis sel darah putih, termasuk neutrophil, monocytes, dan limfosit B. Ketika diperlukan untuk pertahanan tubuh, sel darah putih digerakkan, sebagian besar dari tulang rawan. Mereka kemudian digerakkan ke dalam aliran darah dan mengalir kemanapun mereka perlu.

Sistem getah bening : membantu bertahan melawan infeksi.
Sistem getah bening adalah bagian vital pada sistem kekebalan, sepanjang kelenjar thymus, tulang rawan, limpa, amandel, hati, usus, dan tambalan peyer pada usus kecil.

Sistem getah bening adalah jaringan pada batang getah bening dihubungkan dengan pembuluh darah getah bening. Sistem ini mengangkut getah bening. Cairan yang mengandung oksigen, protein, dan nutrisi lain yang terus merembes melalui dinding tipis pada kapiler ke dalam jaringan tubuh untuk menutrisi mereka. Beberapa cairan ini memasuki pembuluh darah getah bening untuk segera kembali ke aliran darah. Cairan tersebut juga mengangkut zat-zat asing (seperti bakteri), sel kanker, dan sel mati atau rusak yang kemungkinan hadir di jaringan menuju pembuluh getah bening. Getah bening juga mengandung banyak sel darah putih.

Semua bahan diangkut oleh getah bening melalui setidaknya satu batang getah bening, dimana zat-zat asing bisa disaring keluar dan dihancurkan sebelum cairan kembali ke aliran darah. Pada batang getah bening, sel darah putih bisa berkumpul, berinteraksi satu sama lain dan antigen, dan menghasilkan reaksi kekebalan terhadap zat-zat asing. Batang getah bening mengandung penghubung pada jaringan dimana limfosit dikemas dengan ketat. Mikroorganisme yang sangat berbahaya disaring melalui penghubung, kemudian diserang oleh limfosit dan macrophages (yang juga ada pada batang getah bening). Batang getah bening seringkali diikat di daerah dimana pembuluh darah getah bening bercabang, seperti leher, ketiak, dan kunci paha.


Organ limfoid sekunder termasuk limpa, batang getah bening, amandel, hati, usus, dan tambalan peyer pada usus kecil. Organ-organ ini menangkap mikroorganisme dan bahan-bahan asing lain dan menyediakan tempat untuk sel matang pada sistem kekebalan untuk mengumpulkan berinteraksi satu sama lain dan dengan bahan-bahan asing, dan menghasilkan reaksi sistem kekebalan.

Batang getah bening secara strategis diletakkan di dalam tubuh dan dihubungkan dengan jaringan pembuluh darah getah bening, yang bertindak sebagai sistem peredarah sistem kekebalan tubuh. Sistem getah bening mengangkut mikroorganisme, bahan-bahan asing lainnya, sel kanker, dan sel mati dan rusak dari jaringan menuju batang getah bening dan kemudian menuju aliran darah. batang getah bening adalah salah satu tempat pertama dimana sel kanker dapat menyebar. Dengan demikian, dokter seringkali meneliti batang getah bening untuk memastikan apakal kanker telah menyebar. Sel kanker pada batang getah bening menyebabkan batang tersebut bengkak. Batang getah bening bisa juga bengkak setelah infeksi, karena reaksi kekebalan terhadap infeksi dihasilkan di batang getah bening.

Kamis, 10 Mei 2012

Pembuatan Sistem Koloid Cara Dispersi


1.     Cara Dispersi
Cara dispersi adalah cara pembuatan koloid dengan mengubah partikel-partikel kasar (suspensi) menjadi partikel koloid.
Beberapa metode praktis yang biasa digunakan untuk membuat koloid yang tergolong cara dispersi adalah cara mekanik, cara peptisasi, dan cara busur listrik bredig.

A. Pembuatan Koloid dengan Cara Mekanik

Zat-zat yang berukuran besar dapat direduksi menjadi partikel berukuran koloid melalui penggilingan, pengadukan, penumbukan, dan penggerusan. Contohnya, pembuatan sol belerang dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.

     B. Pembuatan Koloid dengan Busur Listrik Bredig

Cara Busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Arus listrik bertegangan tinggi dialirkan melalui dua buah elektrode logam (bahan terdispersi). Kemudian, kedua elektrode itu dicelupkan ke dalam air hingga kedua ujung elektrode itu hampir bersentuhan agar terjadi loncatan bunga api listrik. Loncatan bunga api listrik mengakibatkan bahan elektrode teruapkan membentuk atom-atomnya dan larut di dalam medium pendispersi dan mengalami kondensasi, sehingga membentuk partikel koloid. Jadi, cara ini merupakan gabungan cara dispersi dan cara kondensasi. Logam-logam yang dapat terbentuk dengan cara ini adalah platina, emas, dan perak.
Skema Alat Busur Bredig

Skema Alat Busur Bredig









C. Pembuatan Koloid dengan Cara Peptisasi

Dispersi koloid dapat juga diperoleh dari suspensi kasar dengan cara memecah partikel-partikel suspensi atau suatu endapan dengan bantuan zat pemeptisasi (pemecah). Istilah peptisasi dikaitkan dengan peptonisasi, yaitu proses pemecahan protein (polipeptida) yang dikatalisis oleh enzim pepsin. Kemudian, menambahkan ion-ion sejenis yang dapat diadsorpsi oleh partikel-partikel koloid sampai koloid menjadi stabil. Koagulasi agregat-agregat yang telah membentuk partikel-partikel berukuran koloid dapat dihambat karena adanya ion-ion yang teradsorpsi pada permukaan partikel koloid. Contohnya, Agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin. Atau Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S dan endapan Al(OH)3  oleh AlCl3.

Jumat, 10 Februari 2012

PELECEHAN TERHADAP NABI MUHAMMAD SAW

Bagi umat Islam, sosok Nabi Muhammad saw adalah sosok yang suci (mashum), sangat dihormati, dan lebih dicintai oleh seorang mukmin sejati, dibandingkan diri, keluarga, harta, dan bahkan nyawanya sekali pun. Muhammad saw merupakan sosok yang namanya paling banyak disebut oleh manusia. Lidah orang mukmin hampir tiada pernah kering menyebut namanya, tanda cinta dan hormat kepada sosok manusia pilihan Allah; Nabi terakhir, Nabi akhir zaman, yang ucapan, tindakan, dan seluruh perilakunya adalah suri tauladan bagi orang mukmin. “Sungguh telah ada dalam diri Rasulullah itu teladan yang baik bagimu.”

Di tengah kekhusyukan kaum Muslim memuji dan membaca shalawat untuk Sang Nabi saw itulah, tiba-tiba kaum Muslim disengat berita yang sangat biadab dan keterlaluan. Nabi Muhammad dilecehkan oleh kaum kafir. Nabi yang mulia dijadikan sebagai bahan mainan, bahan tertawaan, dan bahan ejekan. Sebenarnya kasus ini sudah terjadi bulan September 2005, tetapi hingga Februari 2006, kasus ini masih terus bergulir dan masih menimbulkan perasaan pedih di hati umat, sehingga menyulut semangat jihad melawan sebuah kezaliman yang teramat sangat.

Akhir September 2005, Muslim di Denmark dikejutkan oleh harian terlaris di Denmark, Jyllands-Posten edisi 30 September, yang memuat 12 gambar kartun yang sangat menghina dan melecehkan Nabi Muhammad saw. Dalam salah satu kartu digambarkan Nabi tampil dalam sorban yang bentuknya mirip bom yang dipasang pada bagian kepalanya. Tentu, maksudnya, si pembuat kartun berusaha menggambarkan Nabi terakhir itu sebagai sosok teroris. Pada kartun lain, Nabi saw digambarkan sedang berteriak kepada sejumlah orang, “Berhenti, kita sudah kehabisan perawan!”

Tentu saja kartun-kartun itu merupakan sesuatu tindakan yang sangat biadab. Menyimak kartun-kartun yang beredar di berbagai jaringan internet itu, kita bisa menyimpulkan, bahwa para penulis kartun dan media tersebut, bukan melakukan tindakan itu tanpa kesengajaan. Mereka jelas sangat sengaja melecehkan umat Islam dengan menghina dan melecehkan Nabi Muhammad saw. Apalagi, beberapa waktu sebelumnya, Ratu Denmark, Margrethe II, juga sudah mengumumkan perang terhadap Islam. Kata Sang Ratu: “Selama beberapa tahun terakhir ini, kita terus ditantang Islam, baik secara lokal maupun global. Ini adalah sebuah tantangan yang harus kita tangani dengan serius. Selama ini kita terlalu lama mengambangkan masalah ini karena kita terlalu toleran dan malas… Kita harus menunjukkan perlawanan kita kepada Islam dan pada saatnya, kita juga harus siap menanggung resiko mendapat sebutan yang tidak mengenakkan, karena kita tidak menunjukkan sikap toleran.” (Biografi Ratu Margrethe II, April 2003, dikutip dari Republika, 7/2/2006)

Menyikapi serangan terhadap Nabi Muhammad saw dan Islam semacam itu, tentu saja kaum Muslim tidak tinggal diam. Sebab, dalam ajaran Islam, pelecehan Nabi Muhammad saw merupakan kejahatan yang sangat berat hukuman pidananya. Dalam Kitabnya, Ash-Sharimul Maslul ‘ala Syatimir Rasul, Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah menyatakan, bahwa seluruh mazhab dalam Islam mempunyai sikap yang sama, yakni, siapa saja yang menghina dan melecehkan Nabi Muhammad saw, maka akan dijatuhi hukuman mati. Tidak ada perbedaan pendapat dalam masalah ini.

Harian Republika melaporkan protes yang semakin meluas dari kalangan umat Islam. Pada 20 Oktober 2005, para diplomat Muslim di Denmark pun mengajukan kritik terhadap Perdana Menteri Anders Fogh Rasmussen. Para diplomat itu berasal dari Mesir, Palestina, Turki, Pakistan, Iran, Bosnia-Herzegovina, dan Indonesia. Namun dalam jawaban tertulisnya, Rasmussen mengatakan bahwa ia tidak dapat melakukan intervensi karena mengacu pada prinsip kebebasan menyampaikan pendapat. Namun ia mempersilakan jika para diplomat tersebut mengambil jalur hukum.

Pihak Jyllands-Posten sendiri menyatakan, pemuatan kartun-kartun ini pun bagian dari kebebasan berpendapat. Mengenai larangan dalam Islam untuk memvisualisasikan sosok Nabi Muhammad SAW, mereka menilai, tidak pada tempatnya jika orang non-Muslim harus mengikuti aturan Islam tersebut. Dalam situs The Christian Science Monitor, Bjorn Moller sebagai pengamat senior di Danish Institute of International Studies, mengatakan, ''Kartun tersebut tampaknya disengaja oleh harian tersebut untuk memprovokasi sentimen Muslim dengan cara yang kelihatannya sah. Akibatnya akan menjadi bisa diterima secara sosial untuk menggunakan bahasa penyampaian seperti itu dan hal itu mendorong mengasingkan Muslim serta menciptakan fanatisme,'' kata Moller.

Moller mengatakan bahwa penyampaikan publik terhadap isu ras semakin meningkat. Ia mengingatkan adanya seorang anggota parlemen dari sayap kanan yang membandingkan Muslim di Denmark dengan ''kanker''. Beda lagi dengan anggota parlemen, Martin Henriksen, dari People's Party. Ia menggambarkan Islam sebagai ''jaringan teror''. Muslim dan keyakinan mereka dipandang Henriksen sebagai musuh bagi peradaban Barat.

Saat ini jumlah Muslim di Denmark mencapai 180 ribu jiwa atau tiga per sen dari populasi 5,3 juta jiwa. Mayoritas umat Islam tersebut adalah keturunan Turki. Bahkan di parlemen Denmark terdapat tiga orang Muslim, yaitu Naser Khader yang keturunan Suriah, Husain Arac yang keturunan Turki, dan pria kelahiran Pakistan, Kamal Qurashi. Meski kecil dari segi jumlah, namun Islam menduduki peringkat kedua di negeri Skandinavia ini. Mayoritas rakyat Denmark merupakan penganut Kristen Protestan dari Lutheran.

Pemuatan kartun yang melecehkan Nabi Muhammad di koran Denmark dan diikuti oleh sejumlah media massa lainnya mengindikasikan adanya unsur kebencian, kekhawatiran akan perkembangan Islam di Eropa, dan juga unsur kebodohan. Itu tampak dalam sejumlah respon mereka terhadap reaksi keras kaum Muslim se-dunia terhadap pemuatan kartun-kartun yang melecehkan Nabi Muhammad saw. Sejak dulu, kaum Kristen Eropa dihantui oleh ketakutan terhadap Islam. Perkembangan Islam di Eropa sangat mengkhawatirkan mereka.

Dalam sebuah situs yang menyiarkan kartun-kartun Nabi Muhammad, (http://face-of-muhammed.blogspot.com), mereka menyatakan, bahwa hingga kini, di tengah perkembangan zaman, Islam masih tetap tidak tersentuh, masih stagnan, baik yang radikal maupun moderat. Islam saat ini membelenggu lebih dari 1 milyar manusia. Hanya muslim reformis yang berusaha mengurangi kesenjangan Islam dan Barat. Tapi, kini, dalam kasus kartun Nabi Muhammad saw, kaum Muslim moderat pun tiba-tiba berdiam diri.

Disebutkan juga dalam situs ini: “In modern times, waves of immigrants from Muslim countries have entered Europe. All European countries have been subject to islamization; the process of slowly incorporating Islamic values and Muslim customs into our way of life.” (Di zaman modern, gelombang imigran dari negeri-negeri Muslim telah memasuki Eropa. Seluruh negara Eropa telah menjadi sasaran Islamisasi; sebuah proses inkorporasi nilai-nilai Islam dan tradisi kaum Muslim ke dalam pandangan hidup kita).

Inilah bentuk ketakutan mereka terhadap Islam, sehingga mereka berusaha sekuat tenaga untuk memojokkan dan mengusir dan mengucilkan kaum Muslim. Inilah sikap yang nyata. Al-Quran surat Ali Imran ayat 118 menyebutkan: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu, orang-orang yang berada di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya menimbulkan kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.”
Sumber : www.insistnet.com

KRONOLOGIS PELECEHAN ISLAM DI TEMANGGUNG

TEMANGGUNG – Ulah Pendeta Antonius Rechmon Bawengan ini sungguh keterlaluan dan biadab. Secara terang-terangan, pendeta berdarah Manado ini menyebarkan buku dan selebaran hujatan terhadap Islam.

Di kampung orang, pendeta kelahiran 58 tahun silam ini menyebarkan dua buku berjudul “Ya Tuhanku Tertipu Aku” (60 halaman) dan buku “Saudara Perlukan Sponsor: 3 Sponsor, 3 Agenda dan 3 Hasil (35 halaman)” yang penuh dengan pelecehan Islam, antara lain: menghina Allah dan Nabi Muhammad sebagai Pembohong; ibadah haji adalah simbol kemesuman Islam; Hajar Aswad adalah simbol dari –maaf– vagina; tugu Jamarat di Mina adalah simbol dari –maaf– kemaluan laki-laki; umat Islam yang shalat Jum’at di masjid sama dengan menyembah dewa Bulan karena di atas kubah masjid terdapat lambang bulan-bintang; Islam agama bengis dan kejam; dan masih banyak lagi hujatan lainnya.

Kedua buku tersebut tak menyertakan siapa penulis dan penerbitnya, kecuali sumber kutipan ayat maupun surat yang ada dalam Bibel dan Al-Qur'an yang ditafsirkan secara subjektif dan manipulatif. Yang lebih menyesatkan lagi, Pendeta Antonius menukil ayat-ayat Al-Qur’an dalam hujatan-hujatan tersebut.

Inilah kronologis kasus penodaan agama ini:

SABTU, 23 OKTOBER 2010

Pendeta Antonius menginap di rumah saudaranya di Dusun Kenalan, Desa/Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung. Ia hanya semalam menginap di tempat itu untuk melanjutkan perjalanan ke Magelang. Namun waktu sehari tersebut digunakan untuk membagikan buku dan selebaran berisi tulisan yang menghina umat Islam.

Pagi hari pukul 08.00, Antonius menyebarkan dua buku berjudul “Ya Tuhanku Tertipu Aku” dan buku “Saudara Perlukan Sponsor (3 Sponsor, 3 Agenda dan 3 Hasil).” Modusnya, dua judul buku tersebut diletakkan begitu saja di halaman rumah warga setempat, termasuk di halaman rumah H Bambang Suryoko.

Karena isi buku-buku itu meresahkan masyarakat, maka Bambang Suryokobersama Fatchurrozi (pengurus RT), didukung warga lain dan sejumlah organisasi kemasyarakatan melaporkan Pendeta Antonius ke Polsek Kranggan, yang ditindaklanjuti dengan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan. Kasus ini kemudian dilimpahkan ke Polres Temanggung.

"….Di kampung orang, pendeta berdarah Manado ini menyebarkan buku Kristen yang menghina Allah dan Nabi Muhammad sebagai Pembohong, ibadah haji adalah simbol kemesuman Islam, umat Islam yang shalat menyembah dewa Bulan, dll…."

SELASA, 26 OKTOBER 2010

Buntut dari tulisan yang memancing emosi umat Islam ini, Antonius ditahan di Polres Temanggung sejak 26 Oktober 2010. Pria yang KTP-nya tercatat sebagai warga Kelurahan Pondok Kopi, Duren Sawit Jaktim ini didakwa melakukan tindakan penistaan agama. Ia dijerat dengan ketentuan pasal 156 huruf a KUHP (primer), dan pasal 156 KUHP (subsider), dengan ancaman hukuman penjara selama 5 tahun.

RABU 21 NOVEMBER 2010.

Kejaksaan Negeri Temanggung menyatakan berkas pemeriksaan kasus Pendeta Antonius Richmon Bawengan sudah lengkap (P21).

KAMIS 13 JANUARI 2011

Sidang perdana terdakwa Pendeta Antonius Richmon Bawengan digelar Pengadilan Negeri (PN) Temanggaung dengan agenda pembacaan dakwaan.

KAMIS, 20 JANUARI 2011

Sidang di PN Temanggaung, Kamis (20/1/2011) berlangsung nyaris ricuh. Agenda dalam sidang yang dipimpin Dwi Dayanto SH itu mendengar keterangan tiga saksi, yaitu Fahrurazi, Ketua RT Dusun Kenalan Kecamatan Kranggan, dan dua warganya yakni Bambang Suryoko dan Agus Adi Cahyono.

Ribuan umat Islam Temanggung mendatangi pengadilan untuk menghadiri sidang kasus penistaan agama atas terdakwa Pendeta Antonius dengan agenda pemeriksaan saksi.

Pengunjung sidang menudingkan jari telunjuk ke arah terdakwa dan terus meneriakkan kalimat kecaman yang menyebut terdakwa merupakan teroris yang sebenarnya, sehingga harus dibunuh atau dihukum mati. Majelis hakim berulang kali mengetukkan palu meminta pengunjung sidang diam untuk mendengarkan keterangan para saksi.

Namun massa yang marah tidak menghiraukannya. Mereka terus saja mencaci dan meneriaki terdakwa. Bahkan saat polisi yang berjaga di ruangan sidang mencoba menenangkan kemarahan pengunjung, massa tetap tidak mengindahkannya dan terus berteriak.

Seusai persidangan, massa langsung berhamburan berusaha menyerang terdakwa. Saat terdakwa keluar ruang sidang, Antonius langsung disasar sejumlah massa. Antonius pun dipukuli sehingga wajah dan bahunya mengalami memar-memar. Namun polisi segera mengamankannya meninggalkan ruang sidang.

"….Dalam buku Kristen yang disebarkan Pendeta Antonius, Hajar Aswad dilecehkan sebagai simbol vagina, tugu Jamarat di Mina dihina sebagai simbol dari kemaluan laki-laki…."

Aksi kejar dan baku pukul berlanjut kala terdakwa dimasukkan ke mobil tahanan. Kalah jumlah personel, polisi berkali-kali mengeluarkan tembakan peringatan ke udara. Polisi berusaha membubarkan massa.

KAMIS, 27 JANUARI 2011

Pekan berikutnya, Kamis (27/1/2011) sidang lanjutan kembali digelar dengan agenda mendengarkan keterangan para saksi, termasuk saksi ahli dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Untuk mengamankan jalannya sidang, kepolisian menerjunkan 1 SSK lengkap dengan 2 mobil Barracuda, water canon dan pasukan anti huru-hara (PHH).

Prosesi persidangan berlangsung lancar dan tanpa ada kericuhan apapun. Berkali-kali pekikan takbir bergema di ruang sidang utama Pengadilan Negeri Kabupaten Temanggung. Ketertiban para pengunjung sidang yang terdiri dari berbagai elemen kaum muslimin masih terkendali.

Namun di saat sidang dinyatakan selesai dan akan dilanjutkan pekan depan, sontak massa berlarian menghampiri tersangka Pendeta Antonius yang secepat kilat dilindungi oleh aparat kepolisian. Massa menjadi beringas saat menyaksikan petugas menyelamatkan tersangka ke dalam mobil Barracuda. Mereka berlarian mengejar dan mengepung sekitar gedung pengadilan, namun petugas berhasil melarikan si penghujat itu.

Puluhan massa yang tidak sabar dan geram mendengar ulah pendeta penghujat itupun melampiaskan kemarahan mereka dengan melakukan sweeping di seluruh ruangan gedung pengadilan negeri Temanggung. Tak berhasil menemukan si penghujat, massa pun berbondong-bondong menuju ke Lembaga Pemasyarakatan Temanggung untuk mencari tersangka. Namun hasilnya nihil dan mereka pun melampiaskan kemarahan mereka dengan merusak deretan sepeda motor di depan LP Temanggung.

"….Islam dituding sebagai agama bengis dan kejam. Yang lebih menyesatkan lagi, Pendeta Antonius menukil ayat-ayat Al-Qur’an dalam hujatan-hujatan tersebut…."

SENIN, 8 FEBRUARI 2011

Sidang keempat digelar dengan agenda pembacaan tuntutan. Dalam tuntutan yang dibacakan Jaksa Siti Mahanim, terdakwa Antonius dituntut 5 tahun penjara dipotong masa tahanan. Jaksa berdalih, hukuman maksimal tersebut sesuai ancaman yang tertuang dalam Pasal 156 KUHP tentang penistaan agama.

30 menit kemudian sidang dilanjutkan dengan agenda pembacaan vonis, tanpa pledoi terlebih dahulu. Hakim memvonis hukuman 5 (lima) tahun penjara, sesuai dengan tuntutan jaksa.

Massa dari sejumlah ormas Islam merasa tuntutan tersebut sangat mengecewakan. Tuntutan jaksa itu dinilai tidak setimpal dengan penghujatan pendeta terhadap Allah, Nabi Muhammad dan syariat Islam. Maka lahirlah kerusuhan yang meluas hingga ke luar pengadilan. Akibat kerusuhan ini, dua orang aktivis Muslim terkapar akibat tembakan peluru karet polisi, beberapa unit sepeda motor dan satu unit mobil Dalmas milik Polres Temanggung dibakar massa. Selain itu beberapa fasilitas gereja di sekitar PN Temanggung jadi sasaran amuk massa.

Penghujatan agama yang dilakukan pendeta harus dibayar mahal dengan rusaknya fasilitas umum dan terkoyaknya hubungan antarumat beragama. Biang kerok kerusuhan antarumat beragama adalah Pendeta perovokator Antonius Richmon Bawengan.
Sumber :  (voa-islam.com)